Toleransi, Suaian,Nilai kekerasan dan Tanda pengerjaan
TOLERANSI
A. TOLERANSI
Toleransi adalah suatu ukuran yang
diperbolehkan atau diizinkan. Oleh karena itu, benda yang dibuat dengan memakai
toleransi masih dapat di pasang atau disusun. Bagian-bagian atau peralatan dari
suatu mesin yang dibuat oleh operator atau pekerjaan dalam suatu perusahaan,
dikerjakan dengan ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang
pekerja hanya mengerjakan bagian lainnya. Tetapi antara satu bagian dengan
bagian yang lain dikerjakan itu harus bisa dipasang dengan mudah. Oleh karena
itu, harus ada standar ketepatan ukuran yang harus dipatuhi dan dipakai sebagai
pedoman dalam mengerjakan sesuatu benda agar bagian-bagian mesin itu dapat
dipasan, bahkan ditukar dengan bagian lain yang sejenis. ISO merupakan suatu
badan internasional yang menentukan masalah standarisasi, telah mengembangkan
dan menentukan suatu standar toleransi yang diikuti oleh negara-negara
industri. Toleransi terdiri dari 2 yaitu:
1. Toleransi Linier
Toleransi linier adalah ukuran dasar yang ditentukan tiap-tiap batas
ukuran yang ditentukan oleh penyimpangan. Oleh karena itu, ketidak telitian
pada proses pembuatan yang tidak dapat dihindari, suatu alat tidak dapat dibuat
setepat ukuran yang diminta. Agar supaya persyaratan dapat dipenuhi, ukuran
yang sebenarnya yang diukur pada benda kerja boleh terletak pada dua batas yang
diizinkan. Definisi istilah mengenai toleransi dapat dilihat pada gambar 1
dibawah ini.
Gambar 1. Daerah tolerans
Keterangan:
a. Ukuran nominal yaitu
ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan merupakan ukuran
patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan.
b. Ukuran minimum yaitu
ukuranterkecil yang diizinkan baik untuk poros maupun untuk lubang.
c. Ukuran maximum yaitu
ukuran terbesar yang dizinkan baik untuk poros maupun untuk lubang.
d. Penyimpangan membesar
yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran maximumnya yang
diizinkan.
e. Penyimpangan mengecil
yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran minimum yang
diizinkannya.
f. Toleransi umum yaitu
untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus, atau
ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai
penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum.
Toleransi memiliki standar yaitu:
a.
Standar Toleransi Internasional IT
Toleransi, yaitu perbedaaan penyimpangan atas dan bawah, harus dipilih
secara seksama, agar sesuai dengan perrsyaratan fungsionalnya. Kemudian
macam-macam nilai numeric dari toleransinya untuk tiap pemakaian dapat dipilih
oleh siperencana. Untuk menghindari
keraguan dan untuk keseragaman nilai toleransi standar telah ditentukan oleh
ISO/R286 (ISO system of Limits and Fits-Sistim ISO untuk Limit dan Suaian).
Toleransi standar ini disebut “Toleransi Internasional”atau “IT”. Dianjurkan
bagi perencanaan untuk memakai nilai IT untuk toleransi yang diinginkan.
1)
Tingkat diameter nominal
Untuk mudahnya, rumus yang
diberikan untuk menghitung toleransi
standard dan penyimpangan pokok disesuaikan dengan tingkat diameter. Hasilnya
telah dihitung atas dasar harga rata-rata geometrik D dari diameter-diameter
ekstrim tiap tingkat, dan dapat dipakai untuk semua diameter dalam tingkatan
tersebut. Untuk seluruh tingkat sampai dengan 3 mm, diameter rata-rata diambil
sebagai rata-rata geometric dari 1 dan 3 mm. Dalam keadaan normal dipakai
tingkat utama, tetapi jika dipandang perlu tingkat antara dapat dipakai.
2)
Kualitas toleransi
Dalam sistim standar limit dan suaian, sekelompok toleransi yang dianggap
mempunyai ketelitian yang setaraf untuk semua ukuran dasar disebut kualitas
toleransi. telah ditentukan 18 kualitas toleransi, yang disebut toleransi standar
yaitu: IT 01, IT 0, IT sampai dengan IT 16. Standar toleransi dapat dilihat
pada table 1 berikut.
Tabel 1. Nilai toleransi standar untuk kualitas 5s/d 16.
|
IT 5
|
IT 6
|
IT 7
|
IT 8
|
IT 9
|
IT 10
|
IT 11
|
IT 12
|
IT 13
|
IT 14
|
IT 15
|
IT 16
|
Nilai
|
7 i
|
10 i
|
16
|
25 i
|
40 i
|
64 i
|
100 i
|
160 i
|
250 i
|
400 i
|
640 i
|
1000i
|
Tabel 2. Nilai toleransi standar untuk kualitas 0,1, 0 dan 1.
|
IT 01
|
IT 0
|
IT 1
|
Nilai dalam micron
Untuk D dalam mm
|
16
|
25 i
|
40 i
|
Tingkat toleransi IT 5 s/d IT 16, nilai toleransinya ditentuan oleh
satuan toleransi I, sebagai berikut: i=
0,45
+ 0,001 D dalam satuan
mikron, dan D harga rata-rata geometrik dari kelompok ukuran nominal, dalam mm.
3)
Simbol Toleransi
Toleransi terdiri dari toleransi untuk lubang
dan toleransi untuk poros. Untuk membedakan kedua macam toleransi tersebut
diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk lubang dan huruf kecil
untuk poros.
Contoh:
a)
Ø40H7, artinya suatu lubang
(H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan kualitasnya 7
b)
Ø40h7,
artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan
kualitasnya 7.
4)
Menghitung Ukuran Maximum, Minimum Dan
Toleransi
Ukuran maximum sama dengan ukuran nominal
ditambah dengan penyimpangan atas (baik untuk poros maupun lubang). Ukuran
minimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik
untuk poros maupun lubang).
Contoh:
Ø 40 H9=
Ukuran
maximum = 40 + 0,062 = 40,062 mm
|
Toleransinya
adalah = = 0,062 mm
2. Toleransi geometrik
Toleransi geometrik mencakup
toleransi bentuk, toleransi posisi, tempat dan penyimpangan putar. Toleransi
bentuk membatasi penyimpangan dari sebuah elemen (titik, garis, sumbu,
permukaan atau bidang meridian) dari bentuk geometric ideal. Posisi dan temapat
penyimpangan putar membatasi penyimpangan posisi atau tempat bersama dari dua
atau lebih elemen.
Gambar 2. Toleransi geometri
SUAIAN
A. Pengertian
Suaian
Suaian adalah kondisi pasangan antara 2
komponen karena adanya perbedaan ukuran (toleransi). Dengan adanya toleransi
akan terjadi perbedaan-perbedaan ukuran dari bagian yang selesai dikerjakan dan
akan dipasang. Tetapi perbedaan-perbedaan ini masing-masing bisa dipasang
dengan bagian yang menjadi pasangannya.
B. Jenis-Jenis
Suaian
Suaian yang terjadi ada beberapa macam,
tergantung daerah tolerasnsi dari poros, maupun lubang yang dipakai sebagai
basis pemberian toleransi. Jenis-jenis suaian sebagai berikut.
1.
Suaian
longgar (Clearance fits), yaitu bila
bagian yang berpasangan pada waktu dipasang mempunyai kelonggaran yang pasti.
2.
Suaian
transisi (Transition fits) akan
terjadi dua kemungkinan, yaitu bisa terjadi kesesakan kecil maupun kelonggaran
kecil.
3.
Suaian
sesak (Interfereance fits) pada
pemasangan ini selalu dalam keadaan sesak.
C. Cara
Menentukan Besarnya Toleransi
Ada dua cara dalam menentukan besarnya
toleransi yang dikehendaki, yaitu dengan sistem basis lubang dan sistem basis
poros. Kedua cara ini bisa dipakai dalam menentukan toleransi ukuran. Pada
sistem basis lubang, semua lubang diseragamkan pembuatannya dengan toleransi H
sebagai dasar, sedangkan ukuran poros berubah-ubah menurut macam suaian. Pada
sistem basis poros, ukuran poros sebagai dasar dengan tolernasi “h” dan ukuran
lubang berubah-ubah.
1.
Sistem
Basis Lubang
Suaian dengan sistem basis lubang banyak
dipakai. Suaian yang dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran
poros, dalam hal ini ukuran batas terkecil lubang tetap sama dengan ukuran
nominal. Dalam basis lubang akan didapatkan keadaan suaian sebagai berikut.
a)
Suaian
longgar: dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H dan dareah
toleransi poros dari a sampai h.
b)
Suaian
transisi: dengan pasangan dareah toleransi lubang H dan daerah-daerah toleransi
poros dari j sampai n.
c)
Suaian
sesak: dengan pasangan daerah toleransi
lubang H dan daerah toleransi poros dari p sampai z.
Sistem basis lubang biasanya dipaka dalam
pembuatan bagian-bagian dari suatu mesin perkakas, motor, kereta api, dan
pesawat terbang.
2.
Sistem
Basis Poros
Dalam suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan
“h”. Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal.
Pemilihan suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran
lubang. Sistem basis poros kurang disukai orang karena mengubah ukuran lubang
lebih sulit daripada mengubah ukuran poros. Dalam sistem basis poros juga akan
didapatkan keadaan suaian yang sama dengan suaian dalan sistem basis lubang
dengan demikian dikenal juga:
a)
Suaian
longgar: dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah tolernasi lubang A
sampai H.
b)
Suaian
transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah toleransi
lubang J sampI H.
c)
Suaian
sesak: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah untuk lubang P
sampai Z.
Sistem basis poros banyak digunakan dalam
pembuatan bagian alat-alat pemindah, motor-motor listrik, dan pesawat angkat.
D. Menentukan
Suaian Dan Toleransi
Dalam menentikan toleransi tetap harus
berpegang pada prinsip efisiensi produksi. Jadi, toleransi tidak terlalu mahal,
artinya teliti. Karena pekerjaanyang teliti memerlukan kecermatan dan
ketelitian pada waktu mengerjakan sehingga waktu yang dibutuhkan lebih lama dan
menyebabka biaya produksi mahal. Dalam menentukan toleransi akan lebih baik
sebesar mungkin atau menurut kebutuhan, tetapi sudah memenuhi syarat teknis
minimal. Kadang-kadang penentuan toleransi juga dipengaruhi oleh cara
pengerjaan. Pengerjaan poros lebih mudah daripada pengerjaan lubang sehingga
toleransi poros bisa dibuat lebih halus daripada lubang. Pemilihan toleransi
untuk lubang dan poros yang banyak dan biasa digunakan adalah dengan sistem
basis lubang, yaitu sebagai berikut.
Untuk
lubang menggunakan H7, H8, H9, H11
Untuk
poros menggunakan c11, d10, e9, f7, g6, k6, p6, dan s6.
Keadaan
suaian yang akan terjadi dikelompokkan sebagai berikut.
1. Suaian longgar: yang termasuk suaian longgar
adalah pasangan H11-c11; H9-d10; H9-e9; H7-g6; H7-h6.
2. Suaian transisi: yang termasuk suaian transisi
adalah H7-k6; H7-n6.
3. Suaian sesak: yang termasuk suaian sesak adalah
pasangan dari H7-p6; H7-s6.
Pemilihan
toleransi untuk lubang dan poros yang menggunakan sistem basis poros sebagai
berikut.
Untuk
poros: h6; h7; h9; dan h11.
Untuk
lubang: C11; D10; E9; F8; G7; H7; K7; N7; P7; dan S7.
Keadaan
suaian yang akan terjasi dikelompokkan sebagai berikut.
1.
Suaian
longgar; yang termasuk suaian longgar adalah pasangan h11-C11; h9-D10; h9-E9;
h7-F8; h6-G7; dan h6-H7.
2.
Suaian
transisi; yang termasuk suaian transisi adalah pasangan dari h6-k7 dan h6-N7.
3.
Suaian
sesak; yang termasuk suaian sesak adalah pasangan dari h6-P7; dan h6-S7.
E. Tingkatan
Suaian
Dalam penggunaannya, suaian-suaian longgar,
transisi, maupun sesak masih harus dibagi dalam tingkatan-tingkatan yang lebih
terperinci. Dengan demikian dapat ditentukan jenis suaian yang tepat untuk
suatu komponen menurut penggunaan dari komponen yang akan dibuat. Tingkatan
suaian dari masing-masing keadaan suaian untuk basis lubang sebagai berikut.
1.
Suaian
Longgar
a.
Suaian
sangat luas
Suaian
yang sangat longgar merupakan hasil pasangan dari H11-c11; H9-d10; dan H9-e9.
Tingkatan suaian ini digunakan untuk bagian-bagian yang mudah berputar, mudah
dipasang dan dibongkar tanpa paksa, misalnya dipakai pada poros roda gigi,
poros hubungan, dan bantalan dengan kelonggaran yang pasti.
b.
Suaian
luas
Suaian
yang agak longgar merupakan hasil gabungan lubang dan poros dari H8-f7 dan
H7-g6. Suaian ini biasa dipakai pada peralatan yang berputar terus menerus,
misalnya dipakai pada bantalan yang mempunyai kelonggaran biasa, yaitu bantalan
jurnal.
c.
Suaian
geser
Suaian
yang sangat pas, suaian ini hasil gabungan dari lubang dan poros H7-h6.
Meskipun demikian suaian ini masih mempunyai kelonggaran yang sangat kecil.
Suaian ini banyak dipakai pada peralatan yang tidak berputar, misalnya senter
kepala lepas, sarung senter, dan poros spindel.
2.
Suaian
Transisi
Suaian
ini merupakan hasil gabungan antara lubang dan oros yang akan menghasilkan
suatu keadaan kemungkinan longgar dan sesak, hal ini tergantung dari daerah
toleransi yang dipakai. Yang termasuk dalam suaian transisi adalah:
a.
Suaian
puntir
Suaian
ini adalah gabungan dari lubang dan poros dari H7-k6. Suaian ini digunakan
apabila pasangannya memerlukan kesesakan dan dengan jalan dipuntir waktu
melepas maupun memasang, misalnya sebuah metal dengan tempat kedudukannya.
b.
Suaian
paksa
Suaian
ini mempunyai kesesakan yang pasti. Suaian ini hasil gabungan dari lubang dan
poros, yaitu dari H7-n6. Pada suaian ini akan terjadi kesesakan permukaan yang
dipasang agak panjang. Contoh pemakaiannya pada plat pembawa dalam mesin bubut,
dan kopling.
3.
Suaian
Sesak
a.
Suaian
kempa ringan
Suaian
ini hasil gabungan dari lubang dan poros, yaitu H7-p6. Pasangan dalam suaian
ini harus ditekan atau dipukul dengan menggunakan palu plastik atau palu kulit.
Penggunaan suaian ini misalnya pada bus-bus bantalan dan pelak roda gigi.
b.
Suaian
kempa berat
Suaian
ini gabungan dari lubang dan poros H7-p6. Pemasangan suaian ini harus ditekan
dengan gaya yang agak berat dan suatu ketika harus menggunakan mesin penekan.
Suaian ini digunakan pada kopling atau pada gelang tekan.
Untuk
basis poros:
1.
Suaian
longgar
a.
Suaian
sangat luas
Suaian
ini adalah gabungan dari poros dan lubang, yaitu h11-C11; h9-D10; dan h9-E9.
Penggunaannya adalah pada bantalan-bantalan yang mudah dipasang dan dilepas
dengan poros.
b.
Suaian
luas
Suaian
ini hasil gabungan dari poros dan lubang, yaitu h7-F8 dan h6-G7. Contoh
penggunaannya pada bantalan jurnal dan peralatan yang tidak berputar.
c.
Suaian
geser
Suaian
ini hasil gabungan dari poros dan lubang: h6-H7. Penggunaan pada peralatan yang
tidak berputar.
2.
Suaian
transisi
a.
Suaian
puntir
Suaian
ini terjadi dari gabungan poros dan lubang h6-K7. Suaian ini dipakai pada
peralatan yang pemasangannya harus mengalami penekanan dan dipuntir.
b.
Suaian
paksa
Suaian
ini terjadi dari gabungan poros dan lubang h6-N7. Pada sistem ini juga terjadi
kesesakan yang pasti.
3.
Suaian
sesak
a.
Suaian
kempa ringan
Suaian
ini merupakan gabungan dari poros dan lubang h6-P7. Pemasangan komponen dalam
suaian ini harus ditekan.
b.
Suaian
kempa berat
Suaian
ini merupakan gabungan poros dan lubang h6-S7. Pemasangan komponen ini harus
ditekan dengan gaya yang lebih berat.
F. Menentukan
Harga Toleransi
Cara
yang banyak dipakai dalam menentukan harga toleransi adalah dengan memakai
sistem basis lubang dan tingkatan-tingkatan suaian. Dalam menentukan toleransi
secara luas, industri komponen-komponen mesin dibagi dalam dua kategori yaitu:
1.
Kategori
lubang atau golongan lubang
Golongan
lubang adalah suatu golongan atau komponen yang dalam pemasangan dan
penggabungannya harus dimasuki oleh komponen lain sebagai pasangannya. Dalam
hal ini termasuk dudukan-dudukan dari pasak poros, bantalan-bantalan, lubang
poros roda gigi, dan lubang poros hubungan.
2.
Kategori
poros atau golongan poros
Golongan
poros adalah suatu komponen yang dalam pemasangan dan penggabungannya harus
dimasukkan kedalam komponen lain sebagai pasangannya. Dalam hal ini termasuk
dalam golongan poros yaitu poros-poros, pasak-pasak, baut-baut, sekrup-sekrup,
senter, ring torak, dan pena torak.
FUNGSI
PENGERJAAN DAN NILAI KEKASARAN
A.
Fungsi tanda pengerjaan
Permukaan benda kerja memegang peran
penting dalam perencanaan mesin, terutama untuk memperhitungkan gesekan,
pelumasan, keausan, dan sebagainya. Untuk menghasilakn permukaan yang sesuai,
maka pada gambar kerjaperlu adanya tanda-tanda pengerjaan yang dinormalisasi
yang diletakan pada bagian-bagian dikehendaki permukaannya. Pelaksanaan
penempatan tanda pengerjaan ini juga mengharuskan perpanjang pada sebelah kanan
sebagai mana gambar dibaca. Symbol data dari tanda pengerjaan ini terdiri dari
dua garis dengan ketinggian yang tidak sama dengan perbandingan 1 : 2 yang
membentuk sudut 60° satu sama lain. Dapat dilihat pada simbol berikut.
Gambar 3. Simbol dasar tanda pengerjaan
Tidak
semua permukaan benda dikerjakan dengan mesin. Ada kalanya karena semua hal
permukaan tersebut tidak dikerjakan, atau dibiarkan saja dan juga bisa
permukaan tersebut tidak boleh dibuang, karena ukurannya sudah pa. konfogurasi
permukaan yang bebas dikerjakan dengan mesin
apapun dan permukaan yang tidak di ijinkan adalah seprti gambar 21
dibawah ini.
Gambar 4. Lambang pengerjaan bebas dan tidak di ijinkan
B. Penulisan tanda pengerjaan
Pengerjaan permukaan yang mendapat
pengerjaan mesin harus dicantumkan dengan keterangan pada simbol dasar yang
berbentuk segitiga. Adapun pengembangan spesifikasi dari penulisan simbol yang
telah diberi keterangan adalah seprti gambar 22 di bawah ini.
Gambar 5. Simbol tanda pengerjaan dan keterangannya
Arah pengerjaan permukaan benda kerja
sangat tergantung pada selera ddan kehalusan (kekasaran) yang diinginkan. Harga
kekasaran dan kelas kekasaran untuk beberapa nilai adalah seperti terlihat pada
tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4. Harga dan kelas kekerasan
MATERI YANG BAGUS
BalasHapusijin copy
BalasHapusMantab sangat membantu
BalasHapusMantap matamu ,ra ono jwaban blas
BalasHapusnajis taktau terima kasih. jelas jelas artikel ini sangat membantu. dasar bodoh
HapusMEMBANTU MBAHMU
HapusMana ada jawabanya nipu aja
BalasHapusTetap semangat
BalasHapusFungsi suaian dalam gambar teknik apa nih:(
BalasHapusSangat membantu
BalasHapusJangan pernah bosan menulis
hm
BalasHapusMau tanya ukuran sepi/pasak 8 N9/h9 itu maksudnya apa ya
BalasHapusTolong dikasih masukan
Terimakasih
Kenapa tidak dicantumkan daftar pustaka atau sumbernya?
BalasHapus